AGUNGNENGAZIZ

AGUNGNENGAZIZ
SUBKHANALLAH

Serasinya

Serasinya
Liburan 2013

ULTAH2015

ULTAH2015
45

UNIBRAW

UNIBRAW
12/09/15

MALANG

MALANG
12 SEPTEMBER 2015

Minggu, 16 Desember 2012

Cara Membaca Hasil Tes Darah Anda

Meski bukan dokter kita perlu juga tahu / bisa memahami hasil test darah. Hanya dengan beberapa milliliter darah aja kita dapat mengetahui kondisi kesehatan kita seperti apa ? Dengan hasil test darah kita jadi lebih waspada dan mengetahui kondisi kesehatan kita. Banyak jenis pemeriksaan darah yang direkomendasi dokter, antara lain : 1. BMP (Basic Metabolic Panel) yaitu pemeriksaan dasar untuk mengetahui fungsi metabolisme tubuh 2. CBC (Complete Blood Count) yaitu pemeriksaan darah tepi lengkap Basic Metabolic Panel 1. Glukosa Tujuan * melihat kadar gula darah dan skrining diabetes. Pengambilan darah dilakukan setelah 8 jam puasa dan setelah 2 jam makan dilakukan lagi pemeriksaan darah Angka Normal * glukosa puasa 65 – 100 mg/dl, setelah makan < 140 mg/dl Waspada : * Kadar glukosa lebih rendah dari hasil normal bukan masalah selama tidak kurang dari 50 mg/dl atau terjadi gejala hipoglikemia (pusing, berkeringat, sakit kepala, detak jantung cepat) * Kadar glukosa puasa > 100 mg/dl = pra diabetes (badan sulit memproses gula), > 126 mg/dl = diabetes * Kadar glukosa 2 jam setelah makan : 140 – 199 mg/dl = pra diabetes, > 200 mg/dll = diabetes 2. BUN (Blood Urea Nitrogen) / Urea dan Kreatinin Darah Tujuan * Melihat fungsi ginjal, BUN mengukur kadar nitrogen yang disaring oleh ginjal dan dibuang lewat air seni. Kreatin = hasil buangan dari bentuk energi di otot. Angka Normal * BUN : 6 – 24 mg/dl * Kreatin : 0.5 – 1.2 mg/dl Waspada * Kadar BUN meningkal bisa menjadi sinyal malfungsi ginjal, namun lebih sering merupakan pertanda dehidrasi. Bila rasio BUN:Kreatinin > 20:1, Anda harus mengasup lebih banyak cairan * Tingkat kreatinin harus terus dipantau untuk pengidap diabetes / hipertensi karena penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi ginjal. Kreatinin > 1.4 mg/dl bisa menjadi pertanda masalah ginjal 3. Sodium, Potasium dan Klorida Tujuan * Memeriksa keseimbangan cairan dan mekanisme tubuh mengolah garam. Angka Normal * Sodium : 136 – 145 mEq/L * Potasium : 3.5 – 5.5 mEq/L * Klorida : 97 – 110 mg/dl Waspada * Jangan cemas bila ketiga diatas agak diluar normal karena beberapa obat bisa mempengaruhi kadar sodium dan potassium. Tapi bila hasilnya terlalu tinggi / rendah kemungkinan ada gangguan ginjal 4. Kalsium dan Fosfor Tujuan * Melihat kondisi tulang tetapi bukan untuk mendiagnosis keropos tulang (osteoporosis). Angka Normal * Kalsium : 8.4 – 10.4 mg/dl * Fosfor : 2.5 – 4.5 mg/dl Waspada * Jika kalsium dalam darah rendah, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang untuk memberi makanan pada otot, kalsium diperlukan otot untuk berkontraksi. Jika ini terjadi terus maka peluang osteoprosis semakin besar * Tingkat fosfor tinggi biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal. Bila kadar fosfor meningkat, penyerapan kalsium akan terganggu sehingga dapat merapuhkan tulang 5. ALP (Alkalin Fosfatase), ALT (Alanin Transaminase) dan Albumin ALP dan ALT adalah enzim dalam liver, albumin merupakan protein yang diproduksi liver. Tujuan * Memeriksa kondisi liver Angka Normal * ALP : 98 – 279 unit/L * ALT : 13 – 50 unit/L * Albumin : 3.5 – 5.5 g/dl Waspada * Meningkatnya ALP dan ALT mengindikasikan gangguan liver, sementara rendahnya albumin merupakan indikasi kerusakan liver. Pada tahap awal kerusakan liver sering tidak menunjukkan tanda-tanda. Karena itu test ini merupakan alat deteksi yang baik. Complete Blood Count 1. HgB (Hemaglobin) dan HCT (Hematocrit) Tujuan * Memeriksa kemungkinan anemia Angka Normal * Hgb wanita dewasa : 12 – 16 g/dl * HgB pria dewasa : 14 – 18 g/dl * HCT wanita dewasa : 38 – 47% * HCT pria dewasa : 42 – 50% Waspada * Umumnya tingkat HgB < 12 g/dl dan HCT < 36% menunjukan Anemia * Jika sel darah merah dari batas normal (MCV tinggi) maka kandungan vitamin B12 dan asam folat dalam darah mungkin rendah * MCV (Mean Corpusculaar Volume) adalah volume rata-rata satu sel darah merah. Bila sel darah merah rendah (MCV rendah) bisa menjadi pertanda rendahnya kadar zat besi dalam darah 2. Trombosit Tujuan * Melihat kemampuan tubuh mengontrol pendarahan Angka Normal * 200.000 – 400.000 / mm3 Waspada * Bila test <> 450.000 m3 mudah terjadi pembekuan darah. * Jumlah trombosit harus terus dipantau pada pasien demam berdarah yang trombosit nya cenderung turun 3. Sel Darah Putih Tujuan * Kemampuan tubuh melawan infeksi. Angka Normal * 5.000 – 10.000 / mm3 Waspada Meningkatnya sel darah putih merupakan pertanda infeksi. Jika cukup parah, jumlah sel darah putih bisa membengkak 3 kali lipat. Jenis-jenis sel darah putih yang berbea merupakan petunjuk adanya gangguan kesehatan yang berbeda. Misal neutrophil meningkat = infeksi bakteri, lymphocytes meningkat = infeksi virus. Hepatitis B Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus[1] yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.[2] Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika.[3] Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.[4] Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.[5] Daftar isi • 1 Diagnosis • 2 Penularan • 3 Perawatan • 4 Catatan • 5 Lihat pula Diagnosis Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.[6] Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral. [7] Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.[7] Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.[7] Penularan Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya.[2] Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur.[8] Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular. [9] • Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan. • Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan penderita. Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV. Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini. Perawatan Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.[2] Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.[8] Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).[10] Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale).selain itu juga ada pengobatan alternatif lain Hepatitis B Dari Wikipedia seperti hijamah/bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan dengan benar dan juga dengan standar medis Sumber : http://greensnowy25.blogspot.com

Tidak ada komentar:

SMRG 111213

SMRG 111213
SMRG 111213

111213

111213
SMRG

SMRG

SMRG
111213

GURING AH...

GURING AH...
PERPISAHAN0515

AGUNGARABA

AGUNGARABA
050615

AGUNGARABI

AGUNGARABI
PERPISAHAN 050615

awas

awas
1209